Tangkuban Perahu - Kisahnya katanya sih dari sebuah kapal yang terbalik. Cerita tentang Sangkuriang pokoknya lah. Gunung Tangkuban Perahu adalah salah satu gunung berapi yang
terdapat di Jawa Barat. Gunung ini disebut Tangkuban Perahu karena bentuknya
mirip dengan perahu yang terbalik. Kata “tangkuban“ (bahasa Sunda) berarti
terbalik. Gunung yang memiliki ketinggian kurang lebih 2.084 meter di atas
permukaan laut ini mempunyai berbagai macam kawasan hutan, yaitu hutan
Dipterokarp Bukit, hutan Dipterokarp Atas, hutan Montane, dan hutan Ericaceous.
Menurut sejarah, gunung ini pernah meletus pada tahun 1910
dengan kekuatan 2 Skala Richter. Akibat letusan itu terbentuklah banyak kawah
yang sering mengeluarkan asap belerang ke dataran rendah yang berada di
bawahnya.
Setelah Sangkuriang dewasa, akhirnya mereka bertemu.
Pertemuan itu membuat Sangkuriang jatuh cinta dan ingin menikahi Dayang Sumbi.
Namun, Dayang Sumbi menolaknya karena ia tahu bahwa Sangkuriang adalah anak
kandungnya. Untuk menolak permintaan itu, Dayang Sumbi mengajukan syarat untuk
dibuatkan perahu dalam waktu semalam. Karena gagal menyelesaikan perahu itu,
Sangkuriang marah lalu menendang perahu itu hingga terlempar dan kemudian
menjadi sebuah gunung yang mirip dengan perahu terbalik.
Kawah Ratu, Kawah Upas, dan Kawah Domas, merupakan tiga
kawah Gunung Tangkuban Perahu yang paling sering dikunjungi . Kawah Ratu
bentuknya seperti mangkuk raksasa yang besar dan dalam. Jika cuaca cerah di
kawah ini dapat terlihat dinding dan dasar cekungan kawah dengan jelas.
Kawah Ratu merupakan kawah terbesar di gunung ini yang
letaknya bersebelahan dengan Kawah Upas, kurang lebih berjarak sekitar 1.500
meter. Kemudian Kawah Upas bentuknya cukup dangkal dan datar pada bagian
bawahnya, sehingga banyak ditumbuhi pepohonan liar di salah satu sisi dasar
kawah itu. Sedangkan Kawah Domas bentuknya berupa cekungan yang mengeluarkan
sumber air panas. Pada sumber air panas tersebut, dapat dimanfaatkannya untuk
membasuh badan, karena kandungan belerangnya dipercaya dapat menyembuhkan
berbagai jenis penyakit kulit, atau dimanfaatkan sumber air panas itu untuk
merebus telur ayam dengan cara memasukkan telur itu ke dalam genangan air panas
selama kurang lebih 10 menit.
Di sekitar area bibir Kawah Ratu dan Kawah Upas banyak
terdapat warung dan kios-kios yang menjajakan aneka macam makanan, minuman, dan
masakan khas Lembang yaitu ketan bakar. Di area ini banyak pedagang kaki lima
yang menjual aneka macam permainan anak-anak, boneka, topi, tas, kerajinan dari
batu, pernak-pernik (gelang, cincin, senjata tajam khas daerah, selendang),
alat musik angklung, batu dan serbuk belerang (obat alternatif penyakit kulit),
tanaman bonsai, dan pedagang buah stroberi yang hilir mudik menawarkan
dagangnya. Bagi pengunjung yang ingin mendaki gunung dengan naik kuda, terdapat
persewaan kuda tunggangan yang dapat mengantarkan pengunjung mendaki gunung tersebut.